Batuan Beku Fragmental

Pengertian Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik merupakan batuan yang secara genetis lebih dekat dengan batuan beku ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan petrogenesis memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang mirip dengan batuan sedimen klastik. Batuan ini dihasilkan secara langsung oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunungapi. Oleh karena itu, ciri umum batuan ini adalah mempunyai tekstur dan struktur sedimen klastik, tetapi disusun oleh material berbutir dari pembekuan magma secara langsung, baik berupa gelas, kristal maupun butiran batuan beku vulkanik dengan berbagai ukuran butir.

Endapan piroklastik tersusun oleh fragmen yang dikenal dengan istilah pyroclast, yang menurut bahasa artinya, pyro yang berarti api and klastos means pecahan. Piroklastik, sering disebut sebagai batuan beku fragmental. Piroklastik merupakan bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik. Ketika material vulkanik dikirim dan diolah kembali melalui proses mekanik, seperti dengan air atau angin, bebatuan tersebut disebut vulkaniklastik. Piroklastik biasanya berhubungan dengan aktivitas vulkanik, seperti gaya letusan gunung Krakatau. Piroklastik biasanya dibentukdari abu vulkanik, lapilli dan bom vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di daerah tersebut yang hancur.
Tipe Endapan Piroklastik
            Piroklastik Aliran
Endapan piroklastik aliran  terbentuk oleh proses aliran permukaan dengan mekanisme aliran debris piroklastik yang mengalir dengan campuran partikel padat dan gas konsentrasi tinggi yang panas  yang dihasilkan oleh letusan vulkanik.
Pergerakan aliran dikontrol oleh gaya gravitasi, proses erupsi dan sebagian oleh kumpulan partikel selama mengalir. Proses pengendapan dikontrol oleh kondisi topografi, mengisi lembah dan depresi. Endapan menunjukkan struktur masif dengan sortasi yang jelek.
Jadi magma mengallir pada suatu permukaan saat terjadi aktivitas magma, dimana konsentrasi gas sangat tinggi dan panas. Dan proses pembekuan berlangsung cepat.
Aliran piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan (diketahui sebagai tefra). Aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/h. Gas dapat mencapai temperatur diatas 1000 derajat celsius.
Piroklastik Jatuhan
Endapan piroklastik jatuhan dihasilkan dari erupsi vulkanik yang bersifat explosive oleh magma dalam berbagai komposisi. Piroklas yang ada disemburkan ke atmosfer dalam bentuk suspensi yang pada fase berikutnya piroklas yang ada tersebut turun kembali ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi
Endapan tersebut bersifat menutup (mantle bedding) yang menunjukkan ketebalan yang seragam namun secara lokal lebih tebal terutama pada topografi yang lebih curam. Sortasi yang baik pada endapan ini disebabkan oleh pemilahan oleh udara selama mengalami proses pengendapan.
Tipe ini terbentuk saat gunung berapi mengalami erupsi dan mementalkan magma, dan magma tersebut mengalami pembekuan di udara. Tiga tipe endapan piroklastik jatuhan berdasarkan litologi dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut (Cas and Wright, 1987):
·           Endapan jatuhan scoria
Endapan ini sebagian besar tersusun oleh magma yang bersifat basalt-basaltik yang vesikuler hasil aktivitas letusan hawaian dan strombolian.
·           Endapan jatuhan pumice
Endapan ini tersusun oleh magma vesikuler dengan viskositas yang tinggi (andesit-riolit, phonolit dan tracite) hasil aktivitas subplinian, plinian dan ultraplinian.
·           Endapan jatuhan ash
Endapan ini terbentuk oleh letusan yang bersifat phreatomagmatik dan preatik.
Piroklastik Surge
Piroklastik surge adalah ground hugging, aliran partikel yang diangkut secara lateral di dalam gas turbulen. Piroklastik surge dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan asosiasinya dengan piroklastik aliran {ash cloud surge dan ground surge).
Ukuran Piroklastik
Secara prinsip ukuran  pyroclast tersebut dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu ash, lapilli dan block atau bomb
1. Ash – partikel berdiameter kurang dari 2mm
2. Lapilli - partikel berdiameter antara 2 sampai 64 mm
3.  Volcanic bombs or volcanic blocks - partikel berdiameter lebih dari 64mm.

Klasifikasi Batuan Piroklastik
            Klasifikasi batuan piroklastik pada umumnya didasarkan pada:
Klasifikasi berdasarkan asal – usul fragmen
Batuan piroklastik yang merupakan hasil endapan bahan volkanik dari letusan tipe eksplosif maka Johnson dan Levis (1885), lihat Mac Donald (1972) membuat klasifikasi sebagai berikut:
- Essential        :fragmen berasal langsung dari pembekuan magma segar
- Accessor        :fragmen berasal dari lava atau piroklastik yang terdapat pada kerucut volkanik
- Accidental     :fragmen yang berasal dari batuan lain yang tidak menunjukkan gejala pembekuan.
Klasifikasi berdasarkan ukuran dari fragmen
Klasifikasi ini dibuat pertama kali oleh Grabau (1924) dalam Carozzi (1975) :
§  >  2,5 mm       : Rudyte
§  2,5 –  0,5 mm : Arenyte    
§  <  0,5 m                       : Lutyte
Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932) dalam Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan piroklastik :
- Breksi volkanik         :Tersusun dari fragmen-fragmen diameter > 32 mm, bentuk fragmen meruncing
- Aglomerat     :Fragmen berupa bom-bom dengan ukuran > 32 mm
- Lapili/tuf lapili          :Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran antara 4 mm – 32 mm
- Tuf kasar       :Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak antara 0,25 mm – 4 mm
- Tuf halus       :Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus dengan ukuran  < 0,25 mm
Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen
Menurut Williams, Turner dan Gilbert (1954), tuf dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vitric Tuff    :tuf dengan penyusun utama terdiri dari gelas
2. Lithic Tuff    :tuf dengan penyusun utama terdiri dari fragmen batuan
3. Crystal Tuff  :tuf dengan penyusun utama kristal dan pecahan –pecahan kristal
Pettijohn (1975) membuat klasifikasi tuf, dengan membandingkan prosentase gelas dengan kristal, yaitu:
1. Vitric Tuff:
Tuf mengandung gelas antara 75% - 100% dan kristal 0% - 25%.
2. Vitric crystal tuff :
Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan kristal 25% - 50%.
3. Crystal vitric tuff :
Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan kristal 50% - 75%.
4. Crystal tuff :
Tuf mengandung gelas antara 0% - 25% dan kristal 75% - 100%.
Tekstur dan Struktur Batuan Pirokastik
            Tekstur dan struktur batuan piroklastik sangat bervariasi dan kompleks, dibandingkan komposisi tephra yang relatif lebih sederhana. Struktur dan tekstur ini dihasilkan oleh mekanisme pengendapan yang langsung akibat aktifitas letusan gunungapi. Secara umum, dikenal tiga kelompok mekanisme pengendapan batuan piroklastik yang menghasilkan tiga jenis endapan yang berbeda. Ketiganya dapat dibedakan oleh kenampakan dan asosiasi struktur atau teksturnya. Ketiga jenis endapan tersebut yaitu pyroclatic fall deposit, pyroclatic flow deposit dan pyroclastic surge deposit.

Alterasi Dan Welding (Pengelasan)
Batuan piroklastik rawan terhadap alterasi hidrotermal, terutama apabila pada saat diendapkan masih bersuhu tinggi, terlebih bila bersentuhan dengan air (laut). Alterasi intensif juga terjadi pada zona di dekat pusat erupsi. Alterasi pada tufa dan lapili berkomposisi basa akan diawali dengan proses devitrifikasi yaitu alterasi yang dialami gelas menjadi agregat sangat halus dari material kriptokristalin berwarna keruh, yang lalu digantikan agregat klorit berwarna kehijauan, tetapi akibat oksidasi akan berubah warna menjadi kecoklatan. Feldspar akan berubah menjadi kalsit, mineral lempung dan serisit, sedangkan mineral mafik berubah menjadi serpentin dan klorit. Apabila tufa dan lapili diendapkan dalam suhu tinggi, kemungkinan akan mengalami proses pengelasan sehingga membentuk welded tuff atau welded lapilistone yang sangat padat dan sangat mirip dengan batuan beku aliran lava, baik kenampakan lapangan maupun dibawah mikroskop. (Yuwono, 2002).

Klasifikasi Batuan Piroklastik
Apabila batuan piroklastik terdiri dari campuran berbagai ukuran piroklas, klasifikasi dengan diagram segitiga (Fischer, 1966) dengan melihat komposisi abu, lapili dan bom atau blocks.

Penamaan menurut klasifikasi Fisher (1966).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batuan Beku Non Fragmental

GOLDICH’S WEATHERING SERIES