Batuan Metamorf
Definisi Batuan Metamorf
Metamorphisme
berasal dari bahasa Yunani; meta : change,
morph : form. Batuan Metamorf adalah
batuan yang merupakan produk dari proses metamorfisme (perubahan) dari batuan
yang telah ada sebelumnya, yang karena proses metamorfisme mengalami perubahan,
baik tekstur maupun komposisi mineralogi. Istilah untuk menyebut batuan asal
dari batuan metamorf adalah protolith.
Proses
metamorfisme sendiri dapat dianalogikan dengan proses diagenesis pada batuan
sedimen. Perbedaannya, diagenesis terjadi pada kondisi temperatur di bawah
200˚C dan tekanan di bawah 300 MPa. metamorfisme terjadi pada kondisi
sebaliknya. Meskipun pada proses metamorfisme terjadi perubahan tekstur dan
komposisi, namun yang harus diperhatikan bahwa pada proses metamorfisme ini
tidak terjadi perubahan fase.
Secara
umum, struktur batuan metamorf terdiri atas foliasi dan non-foliasi. Foliasi
adalah struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral-mineral pipih sebagai
akibat proses metamorfosa. Foliasi ini dihasilkan oleh metamorfosa regional dan
metamorfosa kataklastik. Sedangkan non-foliasi adalah struktur yang dibentuk
oleh mineral yang equidimensional, dimana terdiri dari butiran-butiran
(granular). Struktur non-foliasi ini dihasilkan oleh metamorfosa termal.
1.
Struktur
Foliasi
a)
Staycleavage, merupakan
peralihan dari sedimen yang berubah ke metamorf. Mineral-mineralnya berukuran
halus dan kesan kesejajarannya halus sekali dengan memperlihatkan
belahan-belahan yang rapat dimana mulai terdapat daun-daun mika halus.
Struktur slate
b)
Filitik
(Phylitic), merupakan struktur yang
hamper mirip dengan staycleavage
hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
Struktur phylitic
c)
Skistosa
(Schistosity), merupakan struktur
dimana mineral pipih lebih dominan disbanding mineral butiran.
Struktur skist
d)
Gneistosa
(Gneissic), yaitu struktur dimana
jumlah mineral-mineral yang granular relative lebih banyak dari mineral-mineral
pipih.
Struktur gneiss
2.
Struktur
Non-foliasi
Struktur non-foliasi adalah struktur
yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf.
Adapun yang termasuk struktur ini adalah:
a)
Hornfelsik, dicirikan
dengan adanya butiran-butiran yang seragam, berbentuk pada bagian dalam daerah
kontak sekitar tubuh batuan beku.
b)
Milonitik, yaitu struktur
yang berkembang karena adanya penghancuran batuan asal yang mengalami
metamorfosa dinamo.
c)
Kataklstik, yaitu struktur
yang hamper sama dengan milonitik hanya butirannya lebih kasar.
d)
Pilonitik, yaitu struktur
yang menyerupai milonitik tetapi
butirannya lebih kasar dan strukturnya mendekati tipe filitik.
e)
Augen, seperti
struktur flaser tetapi lensa-lensanya
terdiri dari butir-butir feldspar dalam masa dasar yang lebih halus
f)
Granulosa, hampir sama
dengan hornfelsik hanya butirannya
mempunyai ukuran yang berbeda-beda.
g)
Liniasi, diperlihatkan
oleh adanya kumpulan mineral yang berbentuk seperti jarum.
Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur
merupakan kenampakan batuan yang dilihat berdasarkan pda ukuran, bentuk dan
orientasi butir mineral dan individu penyusun batuan metamorf. Pada batuan
metamorf, tekstur dibedakan menjadi:
1.
Tekstur
berdasarkan Ketahanan terhadap Proses Metamorfisme
Berdasarkan ketahanan terhadap
proses metamorfisme, tekstur batuan metamorf dibagi menjadi:
a)
Kristaloblastik,
merupakan teksur pada batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfisme itu sendiri. Dicirikan dengan tidak terlihatkan tekstur asalnya.
b)
Relict,
merupakan tekstur pada batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur dari
batuan asalnya.
2.
Tekstur
berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan ukuran butirnya, tekstur
batuan metamorf dibedakan menjadi:
a)
Fanerik,
apabila butir kristal dapat dilihat dengan mata telanjang.
b)
Afanitik,
apabila butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
3.
Tekstur
berdasarkan Bentuk Individu Kristal
Bentuk individu kristal pada batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi:
a)
Euhedral, apabila batas
dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
b)
Subhedral, apabila
sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
c)
Anhedral, apabila
mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Berdasarkan
bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dibedakan menjadi:
a)
Idioblastik, yaitu tekstur dimana
bentuk mineral penyusunnya euhedral.
b)
Xenoblastik, yaitu tekstur
dimana bentuk mineral penyusunnya anhedral.
4.
Tekstur
berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya,
tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :
a)
Lepidoblastik, yaitu tekstur
batuan metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan
orientasi sejajar.
b)
Granoblastik, yaitu tekstur
yang terdiri dari mineral-mineral yang membentuk butiran seragam.
c)
Nematoblastik, yaitu tekstu yang terdiri dari mineral-mineral berbentuk prsmatik
menjarum yang memperlihatkan orientasi sejajar.
d)
Porfiroblastik, yaitu
tekstur dimana suatu kristal besar tertanam pada masa dasar yang relatif halus.
Macam-macam
Protolith
1.
Pellitic
Rock
Merupakan batuan asal yang kaya unsur aluminium. Umumnya berupa
batuan sedimen berukuran halus, seperti mudrock dan shale. Kaya akan senyawa
alumina seperti, mineral lempung, mika, kyanit, silimanit, andalusit, garnet.
2.
Quartzo-Feldspathic
Rock
Merupakan batuan yang kaya akan mineral kuarsa dan feldspar,
seperti granitic rock dan arkosic sandstone. Mineral tersebut relatif stabil
terhadap proses metamorfisme.
3.
Calcareous
Rock
Merupakan batuan yang kaya unsur kalsium, yang merupakan batuan
karbonat.
4. Basic
Rock
Merupakan batuan yang kaya unsur Fe-Mg tetapi miskin silika,
seperti gabbro-basalt. Batuan ini kaya akan mineral biotit, klorit, hornblenda
dan calcic plagioclase serta epidot.
5. Magnesian
Rock
Merupakan batuan yang kaya unsur Mg, tetapi miskin Fe. Mengandung
mineral seperti serpentin, brucite, talc, dolomit, tremolit. Batuannya misalnya
golongan ultrabasic rock : peridotit, dunit, piroksenit
6. Ferriginous
Rock
Merupakan batuan yang kaya unsur Fe, tetapi sedikit Mg. Mineralnya : greenalite, minnesotait,
hematit, magnetit, fayalite, almandine garnet, ferrohedenbergite dll.
7. Manganiferous
Rock
Merupakan batuan yang kaya akan unsur mangaan. Mineralnya seperti
stipnomelane dan spesartine.
Grade of Metamorphism
1. Low grade metamorphism
Merupakan metamorfisme berderajad
rendah, yang terjadi pada suhu 200-320˚C dan tekanan yang relatif rendah.
Dicirikan dengan melimpahnya mineral hydrous (kaya H2O dalam struktur
kristalnya) : Clay mineral, klorit, serpentin Biotit (mineral hydrous yang
tetap stabil pada high grade metamorphism), muskovit (Akan hilang pada high
grade metamorphism)
2. High grade metamorphism
Metamorfisme yang terjadi pada suhu
di atas 320˚C dan tekanan relatif tinggi. Seiring meningkatnya suhu, maka
keberadaan mineral hidrous akan berkurang dengan hilangnya H2O. Didominasi
mineral anhidrous : piroksen, garnet.
Tipe-Tipe Metamorfosa
Bucher
dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfosa
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
·
Metamorfosa regional / dinamothermal
Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang
terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang
sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa
orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).
1.
Metamorfosa
Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah
sabuk orogenik dimana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi.
Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang
terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan
kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama berkisar
antara puluhan juta tahun lalu.
2.
Metamorfosa
Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat
kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami
sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah
rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.
3.
Metamorfosa
Dasar dan Samudera
Metamorfosa ini terjadi akibat
adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf
yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air
laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut
tersebut.
·
Metamorfosa Lokal
Merupakan metamorfosa yang terjadi
pada daerah yang sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja.
Metamorfosa ini dapat dibedakan menjadi :
a.
Metamorfosa
Kontak
Terjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak massa
batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas
dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan
massa. Zona metamorfosa kontak disebut contact
aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara
mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian dan penambahan
material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.
b.
Pirometamorfosa/
Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.
Adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil
temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi volkanik
atau quasi volkanik. Contoh pada
xenolith atau pada zone dike.
c.
Metamorfosa
Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik
Terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada
patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan
penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi
dan dikenal sebagai fault breccia, fault
gauge, atau milonit.
d.
Metamorfosa
Hidrotermal/Metasotisme
Terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada
jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan
perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi oleh adanya confining pressure.
Tipe-tipe metamorfosa
e.
Metamorfosa
Impact
Terjadi
akibat adanya tabrakan hypervelocity
sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya
ditandai dengan terbentuknya mineral coesite
dan stishovite. Metamorfosa ini erat
kaitannya dengan panas bumi (geothermal).
f.
Metamorfosa
Retrogade/Diaropteris
Terjadi
akibat adanya penurunan temperatur sehingga kumpulan mineral metamorfosa
tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperatur yang
lebih rendah (Combs, 1961).
Klasifikasi dan
Penamaan Batuan Metamorf
Kebanyakan penamaan batuan metamorf didasarkan pada kenampakan
struktur dan teksturnya serta beberapa nama batuan juga didasarkan pada jenis
penyusun utamanya atau dapat pula dinamakan berdasarkan fasies metamorfismenya.
Selain batuan yang penamaannya berdasarkan struktur, batuan metamorf
yang lainnya yang banyak dikenal antara lain:
a.
Amphibolit,
yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan mineral utama
penyusunnya adalah ampfibol (hornblende) dan plagioklas. Batuan ini dapat
menunjukkan schystosity bila mineral
prismatiknya terorientasi.
b.
Eclogit,
yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan mineral utama
penyusunnya adalah piroksen ompasit (diopsid kaya sodium dan aluminium) dan
garnet kaya pyrope.
c.
Granulit,
yaitu batuan metamorf dengan tekstur granoblastik yang tersusun oleh mineral
utama kuarsa dan feldspar serta sedikit piroksen dan garnet. Kuarsa dan garnet
yang pipih kadang dapat menunjukkan struktur gneissic.
d.
Serpentinit,
yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineralnya hampir semuanya berupa
mineral kelompok serpentin.
e.
Marmer,
yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral karbonat (kalsit atau dolomit)
dan umumnya bertekstur granoblastik.
f.
Kuarsit,
yaitu batuan metamorf yang mengandung lebih dari 80 % kuarsa.
g.
Soapstone,
yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral utama talk.
Tekstur
|
Komposisi
|
Tipe
|
Batuan
Asal
|
Nama
Batuan
|
|
Foliasi
|
Slaty
|
Mika
|
Regional
|
Mudstone
|
Slate
|
Phyllitic
|
Kuarsa, Mika, Klorit
|
Regional
|
Mudstone
|
Phyllite
|
|
Schistose
|
Kuarsa, Mika
|
Regional
|
Slate
|
Schist
|
|
Schistose
|
Amphibole, Plagioklas
|
Regional
|
Basalt atau Gabbro
|
Amphibolite
|
|
Gneissic
|
Feldspar, Mika, Kuarsa
|
Regional
|
Schist
|
Gneiss
|
|
Non Foliasi
|
Karbon
|
Kontak atau Regional
|
Bituminous Coal
|
Anthracite Coal
|
|
Kuarsa, fragmen batuan
|
Kontak atau Regional
|
Conglomerate
|
Metaconglomerate
|
||
Kalsit
|
Kontak atau Regional
|
Limestone
|
Marble
|
||
Kuarsa
|
Kontak atau Regional
|
Sandstone
|
Quartzite
|
Tabel 2.1
Klasifikasi Batuan Metamorf berdasarkan W.T. Huang (1962)
Komentar
Posting Komentar