Batuan Beku Non Fragmental
Proses
Pembentukan Batuan Beku
Batuan ini terbentuk langsung dari
pembekuan magma, proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari
fase cair menjadi padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal-kristal
mineral primer maupun sekunder. Pada saat tersebut terdapat cukup energi pembentukan
kristal maka akan terbentuk kristal mineral berukuran besar sedangkan apabila
energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan
magma membeku menjadi gelas.
1. Mineral-mineral asam/felsic minerals
tersusun oleh silica dan alumina, mineral
ini umumnya berwarna cerah. Mineral tersebut antara lain :
Kuarsa : Jernih, kadan putih susu atau
kelabu.
Feldspar ortoklas: putih kemerahan atau
merah jambu banyak terdapat pada batuan beku asam.
Feldspar plagioklas: abu-abu, putih susu,
menunjukan gejala striasi terdapat dalam batuan menengah sampai basa
Muskovit : Jernih sampai coklat muda,
berupa lempengan tipis, terutama terdapat dalam batuan asam
2. Mineral basa/mafic mineral
Tersusun oleh unsur-unsur besi. magnesium
dan kalsium, umumnya mineral ini berwarna gelap. mineral tersebut antara lain :
Biotite : coklat tua – hitam, berupa
lempeng tipis
Piroksen : hitam sampai hijau tua,
pendek-pendek.
Hornblend : Hitam – hijau, panjang.
Olivin : kuning kehijauan
Setiap mineral pada kondisi tertentu pada saat mengkristal.
mineral-mineral mafic umumnya mengkristal pada suhu yang relative lebih tinggi
daripada mineral-mineral felsik. Secara sederhana dapat dilihat pada bowen
reaction series.
Bowen Reaction Series
Pembagian Batuan beku
Klasifikasi, penamaan dan pengenalan batuan beku erat hubungannya dengan
proses pembentukannya, yaitu urutan kristalisasi mineral pembentuk batuan,
seperti yang dinyatakan oleh reaksi bowen yang menghasilkan susunan mineral
yang berbeda-beda dan tekstur yang berbeda. Perbedaan sususnan mineral ini
disebut difrensiasi magma.
Berdasarkan Genetik
Batuan beku berdasarkan genesa dapat
dibedakan menjadi batuan beku intrusif (membeku di bawah permukaan bumi) dan
batuan beku ekstrusif (membeku di permukaan bumi).
1.
Batuan beku
intrusif
Didefinisikan sebagai suatu proses terobosan magma pada pelapisan bumi,
dimana magma tersebut tidak sampai di permukaan bumi / masih dibawah permukaan
bumi. berdasarkan bentuk intrusi di bedakan menjadi tiga kategori yaitu bentuk
tabular, bentuk silinder atau pipa, dan bentuk tidak beraturan.
2.
Batuan beku
ekstrusif
Batuan beku ekstrusif terdiri dari semua mineral yang di keluarkan ke
permukaan bumi baik yang di daratan maupun yang ada di permukaan laut.
Mineral-mineral dari perut bumi ini mengalami pendnginan sangat cepat. Ada yang
berbentuk debu atau suatu larutan yang kental dan panas, cairan ini biasa
disebut lava. Ada dua tipe lava yang mendominasi terbentuknya batuan beku
ekstrusif. Tipe yang pertama adalah bersifat basa dan yang kedua adalah lava
yang bersifat asam.
Selain itu batuan beku juga dapat dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu ;
a.
Batuan beku vulkanik, yang merupakan hasil
proses vulkanisme, produknya biasanya mempunyai ukuran kristal yang relatf
halus karena membeku di permukaan atau dekat dengan permukaan bumi. Batuan beku
vulkanik dibagi menjadi batuan vulkanik intrusif, batuan vulkanik ekstrusif
yang sering disebut batuan beku fragmental dan batuan vulkanik efusif seperti
aliran lava.
b.
Batuan beku plutonik, terbentuk dari proses
pembekuan magma yang jauh didalam bumi yang mempunyai kristal yang
berukuran kasar
c.
Batuan beku hipabisal, yang merupakan
produk intrusi minor, mempunyai kristal berukuran sedang atau pencampuran
antara halus dan kasar.
Letak tempat pembekuan beberapa jenis batuan beku
Berdasarkan komposisi kimia.
Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral
serta mineral-mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku
dari komposisi kimia adalh dari senyawa oksidanya seperti SiO2, Tio2, Al2o2,
Fe2O3, Feo, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2o, H2o, dan P2o5. dari presentase setiap
senyawa dapat mencerminkan jenis batuan beku itu dan dapat pula mencerminkan
beberapa linkungan pembentukan mineral.
Dari pembagian berdasarkan komposisi Oksida tertentu dalam batuan
seperti kandungan silica dan kandungan mineral mafik.
Nama Batuan
|
Kandungan Silika
|
Batuan Beku Asam
|
>66%
|
Batuan Beku Intermediet
|
52-66%
|
Batuan Beku Basa
|
45-52%
|
Batuan Beku Ultra basa
|
<45%
|
Tabel 2.1 Penamaan batuan berdasarkan kandungan silica
Nama Batuan
|
Kandungan Silika
|
Leucratic
|
0-33%
|
Mesocratic
|
34-66%
|
Melanocratic
|
67-100%
|
Tabel 2.2 Penamaan batuan berdasarkan kandungan
mineral mafik
Klasifikasi Mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas tekstur akan lebih dapat mencerminkan
sejarah batuan itu terbentuk daripada atas dasar kimia saja. Tekstur batuan
beku dapat menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuanitu sendiri.
Seperti tekstur Granular memberi arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberi arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan
mineral. Dan tekstur afanitik
menggambarkan pembekuan yang cepat. Pembagian golongan ini adlah secara
kuantitatif secara peralihan. Secara pasti (exact) harus mempergunakan
klasifikasi khusus yang sudah baku.
Menurut S.J. Shand, 1943 batuan beku dibagi empat macam, berdasarkan
pada mineralogy yang mempengaruhi index warna mineral, dimana akan menunjukkan
perbandingan mineral mafic dengan mineral felsic, yaitu:
·
Leucrocratic rock, bila batuan beku
tersebut mengandung 30% mineral mafic.
·
Mesocratic rock, bila batuan beku
mengandung 30% - 60% mineral mafic.
·
Melanocratic rock, bila batuan beku
tersebut mengandung 60% - 90% mineral mafic.
·
Hipermelanuc rock, bila batuan beku
tersebut mengandung dari 90% mineral mafic.
Menurut S.J. Elis (1948) membagi menjadi empat
golongan, yaitu :
A. Felsic, untuk batuan beku dengan index < 10%
B. Mafelsic, untuk batuan beku dengan index 10% - 40%
C. Mafic, untuk batuan beku dengan index warna 40% - 70%
D. Ultra mafic, untuk batuan beku dengan index warna > 70%
Klasifikasi
Penamaan Batuan Beku
Berbagai klasifikasi tentang penamaan batuan beku telah dikemukakan oleh
beberapa ahli. Kadang-kadang satu batuan pada klasifikasi yang lain penamaannya
berlainan pula tergantung pada jenis dasar filosofi klasifikasi tersebut
diciptakan. Dengan demikian seseorang harus benar-benar mengerti akan dasar
penamaan yang diberikan pada suatu batuan beku.
Klasifikasi batuan beku dibuat oleh Rusell B Travis (1955) dalam
klasifikasi ini, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya. berdasarkan hal ini, batuan beku dibagi atas :
1. Batuan Dalam
Batuan ini bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat
pembesar.
2. Batuan Gang
batuan ini bertekstur porfiritik dengan
masa dasar faneritik.
3. Batuan Lelehan
Batuan ini bertekstur afanitik, dimana individu
mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Thorpe and Brown
Klasifikasi Batuan Beku Menurut Russel B. Travis
IGNEOUS ROCK CLASSIFICATION
|
||||
COLOR
|
LIGHT COLORED
|
MEDIUM COLOR
|
DARK COLOR
|
|
CHEMISTRY
|
FELSIC
|
INTERMEDIATE
|
MAFIC
|
ULTRA MAFIC
|
COARSE GRAINED
|
||||
FINE GRAINED
|
KOMATIITE
|
|||
PEGMATITE
|
A PEGMATITE is an
igneous rock distinguished by its abnormally large crystals. The
crystals are normally larger that a few centimeters and can often be dozens
of centimeters long or much longer (meters long). Unlike other igneous
rocks that develop from the molten state, pegmatites grow from aqueous
solutions. The solutions allow for ease of movement of the nutrients to
the site of crystal growth. Thus pegmatites can produce large crystals
in a short (geologically) period of time.
|
|||
PORPHYRITIC
|
A PORPHYRITIC rock is and igneous rocks that contains two
distinct crystal sizes. These distinctly different crystal sizes were
produced by different cooling of the liquid rock. Large crystals form
slowly beneath the surface of the Earth and small crystals form when rapid
cooling takes place (normally at or near the surface). The large
crystals in a porphyry are called phenocrysts. The term PORPHYRITIC is
used as an adjective to describe this distinct texture of igneous rock, e.
g., a PORPHYRITIC basalt.
|
|||
GLASSY
|
||||
FRAGMENTAL
|
Fragmental igneous rocks are produced when existing igneous rocks
are put under stress or moved causing them to fracture. These fragments
are then fused to form a new rock. Obviously their is little change in
the composition of the rocks. VOLCANIC AGGLOMERATES
or VOLCANIC BRECCIAS are examples of the igneous rock type.
|
klasifikasi batuan beku
Batuan Beku Non-Fragmental
Pada Umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusive
ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Adapun hal-hal
yang harus di perhatikan dalam deskripsi adalah :
1. Warna
2. Struktur
3. Tekstur
4. Bentuk
5. Komposisi Mineral
Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.
Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma
asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali
untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.
·
Batuan beku berwarna cerah umumnya adalah
batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa,
potas feldspar, muskovit.
·
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam
umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan
mafiknya hamper sama banyak.
·
Batuan beku yang berqwarna hitam kehijauan
umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominant adalah mineral
mafik.
·
Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan
biasanya monomineralik disebut batuan beku ultrabasa dengan komposisi hamper
seluruhnya mineral mafik.
Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada
batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan
dilapangan. Pada batuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah :
a.
Masif
Struktur ini menunjukan tidak adanya fragmen batuan lain yang tertanam
dalam tubuhnya. Kenampakan struktur masih berupa batuan pejal tanpa retakan
ataupun lubang-lubang gas.
b.
Struktur Bantal
Struktur ini terjadi pada suatu tubuh lava dan
disebut juga struktur lava bantal (pillow lava) dicirikan oleh massa dengan
kenampakan seperti kubah-kubah yang saling bersusundan tumpang tindih dimana
ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30 – 60 cm.
c.
Struktur
Vesikuler
Dalam lava banyak terkandung gas-gas yang segera dilepaskan setelah tekanan menurun. Gas-gas ini
disebabkan oleh perjalanan magma ke pemukaan bumi. Keluarnya gas dari lava akan
menghasilkan lubang-lubang yang berbentuk bulat, elips, silinder atau tak
beraturan. Terak adalah lava yang sebagian besar terdiri dari lubang-lubang
yang tidak beraturan. Terak yang terjadi pada magma basa akan menghasilkan
batuan beku skoriaan, sedangkan pada magma asam akan menghasilkan batuan beku
pumisan.
d.
Struktur aliran
Lava dalam perjalanannya ke permukaan setelah terjadi perubahan seperti
komposisi, kadar gas, kekentalan dan derajat kristalisasi. Ketidakhomogenan inilah
yang menyebabkan struktur aliran. Hal ini dicerminkan dengan adanya goresan
berupa garis-garis sejajar, perbedaan warna dan tekstur.
e.
Struktur Kekar
Kekar adalah bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis batuan. Kekar
biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi adapula retakan-retakan yang
disebabkan oleh gaya tektonik yang terjadi setelah batuan itu terbentuk.
f.
Struktur
amigdaloidal
Struktur ini adalah struktur pada batuan beku
dimana lubang-lubang gas yang ada telah terisi oleh mineral-mineral sekunder.
g.
Strukturweldeel
Struktur ini adalah struktur dengan kenampakan lubang-lubang dimana lubang
tersebut bukanlah lubang0lubang gas akan tetapi mineral yang terlepas dari
batuan akibat suatu proses pencucian dan ummnya akan berbentuk prismatik.
Tekstur
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir,
bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna
batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan
hasil dari rangkaian proses sebelum,dan
sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
a.
Tingkat
kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi:
·
Holokristalin,
jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-kristal.
·
Hipokristalin,
jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral gelas.
·
Holohialin,
jika seluruhnya terdiri dari gelas.
b.
Ukuran
kristal
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Cox,price,harte
|
W.T.G
|
Heinric
|
|
Halus
|
< 1mm
|
<1 mm
|
<1 mm
|
Sedang
|
1-5 mm
|
1-5 mm
|
1- 10mm
|
Kasar
|
>5mm
|
5-30 mm
|
10-30 mm
|
Sangat kasar
|
>30 mm
|
> 30 mm
|
tabel 2.5 Kisaran ukuran kristal
dari beberapa sumber
c.
Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa macam yaitu:
§ Equigranulritas
Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang
seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:
Fanerik Granular bila ukuran kristal masih bisa
dibedakan dengan mata telanjang
Afinitik apabila
ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran
kristalnya sangat halus.
§ Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi
menjadi :
Faneroporfiritik, bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil
dan dapat dikenali dengan mata telanjang.
Porfiroafinitik, bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat
dikenali dengan mata telanjang.
§ Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya
tersusun atas gelas.
§ Bentuk Butir
Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang
sempurna.
Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang
kristal yang sempurna.
Anhedral,
berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak
sempurna.
Komposisi Mineral
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
1.
Kelompok Granit – Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam, terutama tersusun oleh
mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit, muskovit dalam jumlah
yang kecil.
2.
Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari
magma yang bersifat intermediet, terutama tersusun atas mineral-mineral
plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit, orthoklas dalam jumlah
kecil
3.
Kelompok Gabro – Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat
basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine, plaglioklas Ca, piroksen dan hornblende.
4.
Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh
olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam
jumlah kecil.
Semoga Bermanfaat
Semoga Bermanfaat
Komentar
Posting Komentar